Renunganku (Tentang IBU)

|| || || Leave a komentar


14/04/13
Pagi ini “ibu” kata yang sangat singkat itu telah mampu buatku merinding. Dan “ibu” juga yang memenuhi pagiku, membuat semangatku tak berdaya untuk lebih eksis memenuhi hariku. Bagaimana kabarmu ibu? Anakmu disini menunggumu, menantimu kembali berkumpul dengan kami? Kurang tau tepatnya engkau pulang menemui kami, sebulan yg lalu sempat kaget juga bahwa engkau memutuskan untuk tidak kembali menggunakan waktu cutimu. Aku yakin alasan ituu karena kami, dan kami memaklumi semua. 

Menyedihkan ketika waktu kebersamaanmu dengan seseorang yang telah melahirkanmu sangat terbatas bahkan hampir tidak ada. Ahh..begitu bodohnya, logikanya ketika engkau begitu menyayangi orang tua (ibu), bukan lebih suka bermalas-malas dengannya dirumah. Bergegaslah dalam ikhtiarmu untuk beliau. Kerinduan memang menyakitkan tapi akan lebih menyakitkan jika kita tidak segera memberikan yang terbaik kepadanya. Tunjukkan semangatmu bukan ketidak berdayaanmu karena jauh darinya. Takaran rinduku jauh lebih besar dari asaku untuknya tapi usaha kecil untuknya akan sangat lebih berarti baginya. Jangan tunjukan ketidak berdayaanmu tapi tunjukan semangatmu karenanya, kehidupannya begitu sulit,  so ringankanlah dengan semnangatmu. Jangan buat doanya menjadi sia-sia. Tidakkah pernah berfikir ia lebih tersiksa ketika kita bermalas-malasan? 

Berfikirlah..
Bagaimana rasanya terluka dibalik senyum manisnya..?
Bagaimana rasanya lelah dibalik ketegarannya..?
Apa yang ia pikirkan..
yang begitu berat yang tersirat diwajahnya..
sedangkan yang kita tau, ia hanya menyiapkan..
makanan kecil saat kita lapar..
Bahkan kita tidak pernah sanggup untuk menyamai setiap ketegarannya menghadapi kita yang begitu malas ini.
/[ 0 komentar Untuk Artikel Renunganku (Tentang IBU)]\

Posting Komentar